Sabtu, 28 Mei 2011

Langkah Dan Hasil, Kebetulan Dan Metode

Supaya gampang saya berikan contoh.
                Ada seorang yang bersedekah Rp. 1000 di suatu shalat jum’at. Setelah shalat jum’at ia makan di warung dekat masjid. Ketika akan bayar, makanannya dibayarin orang. Jumlahnya mendekati Rp. 10.000 katakanlah Rp. 10.000 . tapi orang ini tidak menyadari dengan ilmunya bahwa peristiwa ini ada kaitannya dengan sedekah yang Rp. 1.000 di masjid tadi. Orang ini tetap bersyukur kepada allah, ada yang bayarin makanannya. Tapi orang ini bersyukur biasa, bersyukur  bukan karena bersyukur karena ilmunya. Bedanya ada! Yakni pada peningkatan amalyah berikutnya.
                Terus kita bikin sampel yang berbeda. Sebut saja ada yang bersedekah  Rp. 1000. Sama peristiwanya. Setelah sedekah dia kemudian makan dan dibayarin.
                Berbeda dengan yang satu, ia bersedekah yang sama, sama-sama Rp. 1000. Tapi yang satu ini memahami satu hal, yakni bahwa Allah telah menjanjikan bayaran 10 kali lipat bagi siapa yang mau bersedekah. Jadi ini di mata dia bukan sebuah kebetulan, tapi ini adalah kebenaranakan janji Allah . dan mestinya , kelak dia akan mengubah jumlahnya, atau minimal mengistiqomahkan ibadahnya. Jika tidak maka kebodohan lah baginya. Telah Allah berikan ilmu hikmah dan pengalaman.
                Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-anfaal: 2)

                Ketika ilmu masuk, ia akan memahami, ini bolehlah di sebut bergetar. Kemudian bergerak untuk mengamalkan. Ketika terbukti, bertambah-tambah imannya. Pengertiannya, bertambah-tambah. Alias sebenarnya nagi seorang Mukmin, tanpa perlu pembuktian pun sudah beriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar