Sabtu, 04 Juni 2011

Hukumnya kalau wudhu, berkumur atau membasuh lebih dari 3X

Air sebagai alat bersuci memang sangat mudah kita dapatkan di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa kita boleh menggunakan air tanpa batas dan tanpa ada keperluan. Karena menggunakan sesuatu tanpa ada kebutuhan itu berarti sudah bertindak tabzir, dan tabzir itu dilarang.
Suatu hari Rasulullah saw melihat salah seorang sahabat sedang berwudhu dengan terlalu banyak menggunakan air. Kemudian beliau menegurnya dengan mengatakan: "Wahai sahabatku, janganlah engkau boros dalam menggunakan air". Sahabat tersebut bertanya dengan keheranan: "Wahai Rasulullah, apakah dalam menggunakan air bisa terjadi pemborosan?" Rasulullah menjawab: "Benar, bisa terjadi pemborosan sekalipun engkau berada dan menggunakan air laut".
Oleh karena itu ketika kita berwudhu gunakanlah air sebatas/sejumlah keperluan untuk berwudhu saja dan tidak menghambur-hamburkannya dengan membuka keran air besar-besar. Apalagi kalau yang digunakan untuk berwudhu itu air yang disediakan di masjid atau musholla maka apabila penggunaannya melebihi batas keperluan untuk berwudhu maka itu sudah termasuk haram karena hak kita dari air itu hanya yang dibutuhkan untuk berwudhu saja, selebihnya menjadi mubazzir. Dan yang terbuang percuma itu (mubazzir) bukan air kita melainkan hak orang lain (air wakaf) yang kita sudah buang. Bukankah membuang hak orang lain termasuk perbuatan yang dilarang? Bahkan membuang hak kita sendiri sekalipun. Apalagi kebanyakan dari kita setelah menggunakan air di masjid atau musholla untuk berwudhu tidak ada keinginan untuk memasukkan sejumlah uang ke dalam kotak amal yang biasa disediakan di masjid-masjid atau musholla. Oleh karena dalam berbagai kesempatan saya selalu menyarankan kepda saudara-saudara saya yang akan melaksanakan sholat di masjid atau musholla untuk terlebih dahulu berwudhu di rumah masing-masing atau di tempat lain agar ketika dia melangkah ke masjid dalam keadaan suci Allah akan menghitung langkahnya dan memcatat kebaikan serta menggugurkan kesalahannya sebanyak langkahnya menuju masjid. Rasulullah bersabda: " Apabila salah seorang dari kalian bersuci dari rumahnya kemudian dia pergi ke masjid untuk sholat maka sebanyak langkah yang dia angkat Allah akan angkat pula derajatnya, dan sebanyak langkah yang ia turunkan Allah akan 

Sabtu, 28 Mei 2011

Memperluas Jalan Usaha,,, Memperbesar Hasil Usaha.!

Banyak orang berpikir hasil usahanya seukuran dengan kerja dan usahanya. Tak pernah terpikirkan atau jarang bahwa hasil usaha bisa DIPERBESAR lewat jalan ibadah, dan jalan usaha bisa DIPERLUAS lewat jalan ibadah!
Banyak di antara kita yang tidak berani berpikir bahwa  jalan ibadah bisa menambah dan memperluas rezeki. Yakin, barang kali iya. Maksudnya iya yakin bahwa “jalan ibadah bisa menambah dan memperluas rezeki”, tapi membicarakannya hingga “menjadi sebuah metode”, menjadi sebuah solusi yang “diataskertaskan”, tidak sedikit yang kurang berani.
Padahal sebagai sebuah petun juk, Al-Qur’an adalah petunjuk, seperti dalam terjemahan ayat berikut:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).......” (QS. Al-baqarah: 185)
Tentu sebagai petunjuk untuk mencari rezeki dari Yang Maha Memiliki segala perbendaharaan rezeki.

2,5% Tidaklah Cukup

 misal penghasilan seseorang Rp. 1.500.000


maka:
PEMASUKAN
PENGELUARAN
Rp. 1.000.000
Rp. 1.500.000










Rp. 1.225.000
Sedekah 2,5 %
Rp. 25.000
Saldo Sementara
Rp. 97.500
Saldo+dari ALLAH
Rp. 25.000
Saldo setelah sedekah
Rp. 1.225.000
Masih Minus
Rp. 275.000

COBA JAJAL SEDEKAH 10%
PEMASUKAN
PENGELUARAN
Rp. 1.000.000
Rp. 1.500.000










Rp. 1.900.000
Sedekah 10 %
Rp. 100.000
Saldo Sementara
Rp. 90.000
Saldo+dari ALLAH
Rp. 1.000.000
Saldo setelah sedekah
Rp. 1.900.000
Punya Saldo Lebih
Rp. 400.000

Memberi Lebig Banyak.....!! Menuai Lebih Banyak....!!!

Kita sudah belajar matematikaa dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat lain dimana Allah menyatakan akan membayar 2 kali lipat.)

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (QS. Al-Baqarah: 265)
                Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan ,atematikas sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kitaa bersedekah, ternyata Allah akan semakin banyak juga memberikan gantinya, memberikan pengembalian dari-Nya.
Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:
10 – 1 = 19
Maka ketemulah ilustrasi matematika ini:
10 – 2 = 28
10 – 3 = 37
10 – 4 = 46
10 – 5 = 55
10 – 6 = 64
10 – 7 = 73
10 – 8 = 82
10 – 9 = 91
10 – 10 = 100
Menarik bukan ? lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah semakin banyak penggantian/pengembalian dari allah.
                Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at[. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 254)
Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.

Matematika Dasar Sedekah

Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini??
10 – 9 =19
Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Kok di kurangi hasilnya malah lebih besar?
Kenapa bukannya 10 – 1 = 9?
Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikannya lebuh banyak lagi. Matematika sedekah di atas adalah matematika sederhana yang di ambil dari QS. Al-An’aam ayat 160 ketika Allah menjanjikan balasan sepuluh kali lipat bagi mereka yang mau berbuat baik.
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-An’aam: 160)
Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di aantara yang sepuluh itu. Maka hasil akhirnya bukan 9, melainkan 19, sebab yang satu yang kita keluarkan di kembalikan allah 10 kali lipat. Malah allah juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh kali lipat. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 261, Allah menjanjikan 700 kali lipat.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” QS. Al-Baqarah: 261)
Tinggalah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu ap bentuknnya. Bukalah mata hati dan kembangkan ke-husnudzdzan-an atau sikap posotof thinking kepada Allah, bahwa Allah pasti membalas dengan balasan yang pas bagi kita.

Langkah Dan Hasil, Kebetulan Dan Metode

Supaya gampang saya berikan contoh.
                Ada seorang yang bersedekah Rp. 1000 di suatu shalat jum’at. Setelah shalat jum’at ia makan di warung dekat masjid. Ketika akan bayar, makanannya dibayarin orang. Jumlahnya mendekati Rp. 10.000 katakanlah Rp. 10.000 . tapi orang ini tidak menyadari dengan ilmunya bahwa peristiwa ini ada kaitannya dengan sedekah yang Rp. 1.000 di masjid tadi. Orang ini tetap bersyukur kepada allah, ada yang bayarin makanannya. Tapi orang ini bersyukur biasa, bersyukur  bukan karena bersyukur karena ilmunya. Bedanya ada! Yakni pada peningkatan amalyah berikutnya.
                Terus kita bikin sampel yang berbeda. Sebut saja ada yang bersedekah  Rp. 1000. Sama peristiwanya. Setelah sedekah dia kemudian makan dan dibayarin.
                Berbeda dengan yang satu, ia bersedekah yang sama, sama-sama Rp. 1000. Tapi yang satu ini memahami satu hal, yakni bahwa Allah telah menjanjikan bayaran 10 kali lipat bagi siapa yang mau bersedekah. Jadi ini di mata dia bukan sebuah kebetulan, tapi ini adalah kebenaranakan janji Allah . dan mestinya , kelak dia akan mengubah jumlahnya, atau minimal mengistiqomahkan ibadahnya. Jika tidak maka kebodohan lah baginya. Telah Allah berikan ilmu hikmah dan pengalaman.
                Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-anfaal: 2)

                Ketika ilmu masuk, ia akan memahami, ini bolehlah di sebut bergetar. Kemudian bergerak untuk mengamalkan. Ketika terbukti, bertambah-tambah imannya. Pengertiannya, bertambah-tambah. Alias sebenarnya nagi seorang Mukmin, tanpa perlu pembuktian pun sudah beriman.

Kehebatan Sedekah

Sedekah bias mendatangkan ampunan  Allah, menghapus dosa, dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bias mendatangkan ridha allah dan bias mendatangkan kasih saying dan bantuan Allah. Subhanallah, inilah sekian fadhilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.

                “Dan allah senanatiasa memberi pertolongan kepada hambanya selama ia menolong saudaranya” (HR- Muslim )

Kita memang susah, pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi pasti ada yang lebih sedih. Kepada mereka inilah Allah menyuruh kita untuk memperhatikan jika ingin di perhatikan.
                Akhirnya , mintalah do’a kepada Allah agar  Dia terus menerus membukakan pintu ilmu., hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat “mukhlishiina lahuddin”, derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah Swt.